Kamis, 26 Desember 2013

dibalik Kampung Cibun




Kampung cibun merupakan kampung laboratorium peserta didik Boarding School "Mbangun Desa". kampung yang sampai saat ini masih belum bisa dijangkau oleh kendaraan roda 4 karena penghubung ke kampung tersebut harus melewati desa baseh yang terhubung dengan jembatan gantung sungai logawa, tapi kondisi tersebut tidak menjadi kendala masyarakatnya untuk terus n maju, terbukti kurun waktu 1 tahun peserta didik berkegiatan mulai dari melakukan sensus keluarga dengan pendekatan PRA (Partisipatory Rural Appraisal) yang hasilnya kita bisa menemukenali berbagai persoalan dan potensi yang cukup menarik untuk ditindaklanjuti.
Minggu, 29 september 2013 peserta didik Boarding School "Mbangun Desa" kembali lagi ke kampung cibun desa sunyalangu kecamatan karanglewas dengan berkegiatan mengadakan pelatihan wirausaha desa pembuatan ampyangdari singkong atau orang banyumas menyebutnya budin. Kondisi masyarakat desa di Banyumas khususnya ibu rumah tangga yang kurang produktif inilah yang menjadi dasar kami berkegiatan dengan harapan ibu rumah tangga di cibun akan lebih produktif. Ketua panitia (utfi utami) mengatakan “karena ampyang masyarakat cibun senang”.
Saniah instruktur yang sedang menggeluti dunia ampyang di desanya, desa singasari kita hadirkan untuk menyebarkan virus virus berwirausaha makanan tradisional (ampyang budin). Alhasil, puluhan ibu rumah tangga tampak belepotan dan berantusias mencoba praktek langsung, ada yang mengupas, memarut, menguleg bahan bahan yang harus disiapkan.
Cukup praktis ternyata membuat ampyang budin. Semua bahan sudah disiapkan (singkong, aci, ketumbar, bawang dan garam), siapkan cetakan/blengker dan segera isi dengan bahan ampyang yang sudah jadi satu. Mengukus dimulai. Tidak sampai 5 menit, ampyang yang sudah dikukus siap dijemur. Sebelum dijemur, boleh juga langsung dimakan karena itu sudah matang. Kalau kepengin gurih, ampyang harus dijemur, digoreng terus dimakan.
Pelatihan bukan hanya sekedar membuat ampyang, melainkan belajar berwirausaha yang lebih produktif, Bapak Maskur instruktur dari SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) Purwokerto kita hadirkan untuk memberikan motivasi menjadi kelompok wirausaha produksi ampyang yang terus dikembangkan dengan harapan akan menjadi sumber pendapatan tambahan untuk kesejahteraan keluarganya.
            Jenius (Jamaah Ekonomi Banyumas) solusinya, yang akan memasarkan semua produk-produk makanan tradisional desa yang ada di Banyumas. Ungkap ketua Jenius (Tri Listriana) mengatakan, makanan tradisional (ampyang, cantir, manggleng) dan semua produk masyarakat dari singkong siap kami pasarkan karena Jenius mengembangkan pola wirausaha dengan sistem membangun berbagai kelompok jamaah (jamaah produksi/petani, jamaah distribusi/peserta didik Boarding School "Mbangun Desa", dan jamaah konsumsi/konsumen masyarakat banyumas yang menginginkan masyarakat desa sejahtera hidupnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar