SEJENAK RINGKAS
CATATAN DELAPAN TANGGAL
oleh : mat tovik
Setelah menempuh perjalanan selama hampir lima jam. Akhirnya, dengan
diantar bapak dan kedua temanku, kami berempat sampai di destinasi. PLK M
(Pendidikan Layanan Khusus Menengah) Boarding School "Mbangun Desa" ,
yang terpusat di Desa Ketenger Baturraden Banyumas, sekitar pukul empat sore. Saat kami tiba, para siswa-siswi
sedang melakukan forum atau musyawarah. Entah sedang membahas apa, tapi itu
membuatku penasaran, karena aku orang yang minimal pengalaman organisasi. Dan
disinilah aku akan belajar dengan dimulai dari Nol ‘agak sedikit besar’.Sebagai
anak baru dari kawasan Dieng (yang dingin) ternyata temperatur di tempat ini
tidak terlalu memaksaku untuk terlalu kepanasan, karena udaranya relatif sejuk
dan berlokasi di tempat masih cukup asri.
Baru
empat hari di Boarding, genap pada hari ke-5 (Sabtu 05 Oktober ‘13) aku sudah
terlibat dalam suatu kegiatan yang menurut pertimbanganku cukup fenomenal.
Bagaimana tidak, karena disini akan dicatat oleh sejarah pribadiku (dan yang
terlibat) bahwa aku akan melakukan jalan kaki dengan jarak tempuh terjauh.
Dengan waktu tiga jam jalan kaki, menelusuri jalan raya dengan paparan sinar UV
yang cukup menyengat.
Sebelum mandi peluh. Kami (saat itu ada sekitar 34 anak) terlebih
dahulu meminta restu dan do’a kepada bapak Bupati Banyumas. Bpk. Ahmad Husain,
di ‘markas’ beliau. Beliau menerima kedatangan kami dengan hangat, memberi
dukungan dan motivasi dan tak lupa juga berfoto bersama sebelum berangkat.
Berangkat jalan kaki ke Jakarta. Long March to Jakarta. Dengan tujuan utama
Istana Presiden. Istana Rakyat, istana yang diisi oleh wakil-wakilnya (‘ketua’ jika ada kesempatan). Tujuan kami adalah untuk
menyampaikan aspirasi sebagai anak-anak desa, untuk belajar ke beberapa
birokrat, menteri, dan belajar apa saja yang sekiranya bisa menambah wawasan
kami semua. Dan yang terutama adalah berikrar didalam Istana Presiden didepan bapak
SBY. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yang akan diperingati pada 28 Oktober
mendatang.
Dari
pendopo bupati, sekitar jam sembilan, dengan
membawa bendera Bank BRI yang telah memfasilitasi dan mendukung penuh kegiatan
ini, kami siap melakukan langkah pertama, yang akan mengawali ribuan langkah,
bahkan jutaan langkah anak-anak Boarding School "Mbangun Desa" yang
masih muda belia dengan semangat tidak kalah dari orang-orang yang lebih
dewasa.
Saya,
sebagai anak baru hanya ikut mengiringi ‘Tim Inti’ selama kurang lebih tiga jam
perjalanan. Meski begitu, sepatu terasa panas hingga telapak kaki terasa
melepuh. Perih. Tapi itu tidak membuat saya mengeluh karena para ‘kakak kelas’
akan melakukan langkah yang jauh lebih ‘berbahaya’ dan menantang. Kestabilan
emosi dan fisik benar-benar sangat dibutuhkan. Karena jalan kaki rute
Purwokerto-Jakarta itu tidaklah mudah. Meski baru jalan dan tidak seberapa
jauhnya. Kami sudah beberapa kali
istirahat dan cooling down untuk sekedar melepas lelah dan membasahi
kerongkongan dengan air mineral yang sudah disiapkan oleh rekan-rekan Pemuda
Pancasila cabang Banyumas. Karena dengan keberadaan mereka inilah perjalanan
kami dan “Tim Inti to Jakarta” merasa lebih aman selama masa kegiatan ini
berjalan.
Setelah
menempuh jarak dari Pendopo Bupati. Perjalananku terhenti di kantor kecamatan
Cilongok, karena ‘kuota-ku’ hanya sampai pada batas itu. Dari total tiga puluh empat anak. Yang
melanjutkan Long March to Jakarta tersisa dua puluh anak (sebagai Tim
Inti). Dan kami, sisanya bisa disebut sebagai tim cadangan atau tim pengantar
sementara. Dan akhirnya, kami (yang tersisa) kembali pulang ke Boarding karena
ada pe-er yang siap ditugaskan. Meski saat itu aku belum tahu apa-apa. Dan planningnya
kami akan menyusul ke Jakarta pada enam belas hari mendatang (22 oktober). Selama masa
belasan hari itu, sebelum menyusul ke Jakarta, kami dipersiapkan untuk menyusun
rencana berupa gagasan-gagasan dan ide yang sekiranya bisa disampaikan ke
‘target-target’ yang telah dituju sebelumnya.
Akhirnya
hari itu tiba (22 oktober ’13). Dengan pakaian dan bekal seadanya, kami siap
menyusul ke Jakarta dengan tambahan ‘pasukan’ anak-anak MTs Pakis, dari Kampung Pesawahan desa Gunung Lurah.
Setelah kumpul
rembug di aula kantor kecamatan Cilongok, sekitar jam setengah tujuh, dengan menggunakan bus
kami siap berangkat. Go to Jakarta. (Ini baru kali kedua aku ke Jakarta).
Alhamdulillah perjalanan lancar
tanpa kendala hingga kami bisa bertemu dengan Tim Inti yg menemui kami di Area
Taman BRI yang sejuk. Rona bahagia dan lelah nampak terlihat dari wajah mereka
semua. Selama beberapa menit kami berbincang-bincang dengan pasukan Tim Inti
perihal perjalanan dan sedikit tentang pengalaman mereka berdasarkan berita
maupun info yang kami terima selama masih berada di Boarding. Kegiatan
dilanjutkan sesuai prosedur. Yaitu ke kantor ‘gedung’ BRI Pusat yang berada di
lantai 20, dengan kendaraan berupa lift. Disana kami disambut dengan antusiasme,
bak keluarga. Cara mereka yang sangat
familiar membuat kami tidak jenuh mengikuti forum yang mereka persiapkan untuk
menyambut kami. Meski kami tampil seadanya ala kadarnya anak-anak desa masuk
kota. Kami juga disediakan sarana sarapan pagi ala orang Eropa. Yaitu roti
ukuran jumbo lapis daging tipis yang tersembunyi didalam adonan matang
tersebut. Enak sekali, karena ditambah bonus rasa lapar yang sudah
meronta-ronta ingin diberi makan.
Dalam acara tersebut, hadir
dihadapan kami Bpk Gatot. Direktur SDM BRI, Ibu Lisco. CSR BRI, Pak Eko, Pak Ali dari yang semua itu pejabat teras BRI, dan beberapa staf lainnya. Mereka semua sangat ramah dan
menyenangkan. Forum juga sempat diselingi canda dan tawa yang menggelegar bagai
berada di opera komedi. Begitulah cara Ibu Lisco menghibur anak-anak desa yang masuk kota.
Setelah beberapa
jam rembug bersama mereka semua. Menjelang siang, kami dipersilahkan untuk
makan siang bersama para staf yang lain (masih) di Gedung BRI Pusat. Usai makan
siang, kami pamit untuk melanjutkan kunjungan ke Kemendikbud.
Di Kemendikbud kami juga juga
disambut dengan baik dan menyenangkan. Disana kami belajar apa saja dan
bertanya apa saja yang ingin ditanyakan. Terutama saat berada di perpustakaan
kementerian tersebut, kami sangat betah. Apalagi ada Ibu Neli, Bagian
Pengelolaan Koran dan Majalah yang selalu mendampingi acara ‘window shopping’
kami, yang selalu memberi pengarahan dan menjawab berbagai pertanyaan. Kami
juga mengunjungi beberapa ruang kerja. Antar lain Ruang Informasi, Monitoring
Media, Call Center dll. Lalu kami dialihkan oleh Kep-Sub Bidang Aspirasi
Masyarakat untuk mengunjungi Galleri Olimpiade yang berisi koleksi foto para
juara olimpiade. Dari anak SD sampai tingkat Akademik dan beberapa lukisan yang
sangat menarik dan detil. Malam menjelang, kami kembali lagi ke penginapan yang telah disediakan dan
ditanggung oleh BRI di ‘mbah Arso’, atau Hotel Arsonia. Setelah membersihkan
diri dan makan malam, akhirnya kami bisa beristirahat dengan pulas.
Paginya (24 oktober) setelah
sarapan, kami berkunjung ke SMK 57 Jaksel. Kedatangan kami segera disambut
dengan menu makan siang yang lezat. Usai makan dan sholat dhuhur, kami segera
berkumpul di ruang yang telah disediakan. Dengan dipimpin oleh Mba’ Sisil, yang
agak mirip Revalina S Temat itu, dan beberapa rekan dari HuMa (Perkumpulan
untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis), acara berlangsung
meriah dan sangat menyenangkan. Dan yang paling utama adalah kami mendapat
banyak pengetahuan dan pengalaman tentang hukum. Menjelang sore hari. Hampir
maghrib, kami pamitan dengan ditutup sesi foto bersama.
Hari berikutnya, bertepatan dengan
hari Jum’at (25 Oktober) kunjungan berikutnya adalah Kemenag (kementerian
Agama-satu-satunya di Dunia). Lagi-lagi kami disambut dengan hangat sekali, bak
keluarga atau mitra. Didalam majelis, kami diberi suguhan-suguhan yang sangat
bermanfaat oleh ibu Ida, Kep-sub bagian Sarana dan Prasarana, Bpk. Abdul Mu’in,
Bagian Kesiswaan, Ust. Rusdi, Bagian Pondok Pesantren, dan Bpk. Rudi, bagian
Kelembagaan.
“Ajtajhidu farqo.
Aku bersungguh-sungguh diatas rata-rata orang lain.” Kata Ustadz Rusdi memberi
suntikan energi pada kami sebelum acara usai karena waktu pelaksanaan shalat
jum’at telah dekat.
Usai ‘jum’atan’ di Masjid Istiqlal,
kami menyempatkan diri untuk berjalan-jalan ke MONAS. Setelah puas jalan-jalan
dan berfoto bersama, sore itu kami kembali ke “Mbah Arso” untuk istirahat.
Karena rencana esok hari aku dan teman-teman akan segera ke Universitas
Indonesia (UI). Dan tepat pada hari sabtu 26 oktober, akhirnya kami tiba di UI.
Disana aku dan teman-teman mengikuti Seminar Nasional yang bertajuk Sosial Enterprise dengan
tiga tokoh pembicara. Salah satunya yang paling saya kenal dari ketiganya
adalah Bang Jay (Zainal “teroris” Abidin). Karena sebelumnya aku pernah kenal
beliau melalui bukunya: Monyet Aja Bisa Cari Duit. Namun karena waktu yang
sedikit, kami hanya mengikuti seminar satu sesi karena sesi kedua dilaksanakan
usai makan siang. Dan setelah makan siang kami langsung pergi. Pulang ke House
of Arsonia. Atau yang lebih saya suka dengan sebutan “Mbah Arso” itu.
Destinasi berikutnya, setelah
singgah di MONAS untuk kali kedua (minggu, 27 Oktober), kami ke Pekan Raya Jakarta
(PRJ) untuk mengikuti acara yang diadakan oleh
Pemuda Pancasila dan SAPMA (Satuan Pelajar dan Mahasiswa) Pemuda
Pancasila. Momen tersebut adalah untuk memperingati hari ulang tahun Pemuda
Pancasila yang akan dilaksanakan pada malam puncak acara, yaitu besok malamnya.
Tanggal 28 Oktober, pagi-pagi sekali
kami sudah packing karena ini adalah hari terakhir kami singgah di “Mbah Arso”.
Karena ini hari spesial yang kami tunggu selama enam hari ada di Jakarta.
Tujuannya Istana Presiden, bertemu dengan bapak Presiden untuk mengucapkan
Ikrar Anak Desa didepan beliau, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Namun
untuk bertemu dengan Bapak Negara, meski telah sampai di Ibu Kota Negara
ternyata tidak semudah itu. Secara garis besar, kami gagal menginjakkan langkah
kami didalam Istana, apalagi bertemu tuan rumah. Namun hal itu tak membuat
rencana pembacaan ikrar tertunda. Dengan semangat yang masih menyala, dengan
serentak dipimpin oleh senior Budi, kami ber-Ikrar, menyanyikan lagu Indonesia
Pusaka, dan melakukan Hening Cipta meski
hanya di seberang jalan Istana. Setelah mengabadikan momen tersebut dengan
lensa digital yang selalu dibawa Kang Is, kami bermanuver ke PRJ untuk
mengikuti acara ulang tahun PP (Pemuda Pancasila) yang ke-54.
Acara masih akan dimulai sekitar jam
tujuh malam, namun kami tiba disana pukul satu siang lebih awal. Itu karena
waktu yang seharusnya dihabiskan bersama bapak Presiden harus kami sisakan
untuk menunggu. Namun akhirnya waktu yang ditunggu telah tiba. Disana kami
dipertemukan dengan Para Anggota Sapma dan PP dari seluruh Indonesia. Mereka
sangat familiar dan mudah sekali akrab dengan para anggota meski baru pertama
kali bertemu. Dan dari para petinggi dan tokoh yang hadir diacara tersebut,
orang yang paling saya kenal adalah bapak Ruhut “Poltak” Sitompul. Acara
berlangsung meriah, salah satunya dengan tampilnya para Penari Shaman dari
Aceh, dan beberapa pertunjukkan musik yang cukup menghibur sebagai penutup
acaranya...
...dan
itulah malam terakhir kami berada di Jakarta. Banyak pengalaman dan pengetahuan
yang saya dapat dari agenda ini. Juga ucapan terima kasih saya sampaikan
sebesar-besarnya kepada Bank BRI, yang telah memberi support dan sebagai
fasilitator acara ini, kepada Perum Perhutani, SAPMA PP cabang Banyumas, dan
beberapa pihak yang telah saya sebut diatas (meski tidak semuanya), karena
tanpa kehadiran mereka semua, acara ini pasti tidak akan mudah dilaksanakan.
Karena kita adalah bangsa Indonesia! Saling dukung, tolong-menolong dan bekerja
sama agar tercipta Indonesia yang tangguh dan berdikari.
Bangga ber Indonesia! Pancasila, abadi! NKRI, harga mati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar