Sabtu, 21 Desember 2013

Aku Yang Tersesat untuk Belajar



Aku Yang Tersesat untuk Belajar
Oleh : Aliyatul Machmudah
Sinar mentari pagi menyinari pelataran Boarding School "Mbangun Desa". Tidak lepas dari rencana untuk melakukan Long March Purwokerto-Jakarta pada hari ini. Saya yang sudah memakai baju identitas Boarding lengkap, tas dan sepatu pun tak luput jadi pelengkap dan pastinya segudang  semangat dan tekad yang bulat saya siap untuk di berangkatkan, bismillahirrohmanirrohim.
            Bapak H. Ir. Ahmad Husein selaku Bupati Kab. Banyumas melepas kami langkah pertama untuk menggapai mimpi, terimakasih bekal hitam di atas putih buat kami, semoga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bapak, karena pesen beliau di secarik kertas tertuliskan kalau terjadi apa-apa bukan menjadi tanggun jawab pemerintah kabupaten Banyumas. Dalam hati kami ini kepercayaan yang luar biasa bagi kami, karena kami harus berjuang bisa mandiri. Kami pergi untuk belajar dan berkarya Menanamkan poin-poin ikrar kebangkitan anak-anak desa Indonesia “Bersemangat Satu Semangat Kita Bisa” akan tertanam pada jiwa kami dan bersama-sama berjuang untuk satu tujuan. Banyak orang yang bilang untuk apa jalan kaki jauh-jauh dari Purwokerto ke Jakarta dan rasanya mustahil jika anak-anak seumuran kami bisa jalan kaki sampai ke Jakarta. Tapi untuk kami yang melakukan, kegiatan ini adalah kegiatan pembelajaran yang sangat berarti dan tentunya berkesan dalam hidup terutama untuk diri saya sendiri. Pengalaman ini dapat saya jadikan cerita untuk anak cucu saya kelak nanti.
            Perjalanan yang dimulai pada hari Sabtu, 5 Oktober 2013 saya mendapatkan banyak sekali pembelajaran mulai belajar beradaptasi dengan kondisi alam lingkungan yang dilewati, belajar menemukenali kantor BRI yang kita lalui dan ada 61 kantor BRI yang kita jumpai itu pun hanya 17 yang mau menerima kami untuk belajar, yang lain ada yang sibuk dengan segudang aktifitasnya, ada yang libur karena 5 hari kerja. Bukan hanya itu, kami juga belajar dengan setiap BKPH/kantor perum perhutani yang kami lewati, SAPMA Pemuda Pancasila, belajar menggali potensi di sebuah desa, belajar pemberdayaan masyarakat melalui wirausaha di Kampung Qur’an Saung Balong Al-Barokah Majalengka dan tentunya masih banyak lagi.
            Aku yang terus tersesat di jalan yang benar-benar membuka hati saya, bahwa Tuhan memang luar biasa dengan segala ciptaannya, akses jalan dari Majalengka ke Indramayu merupakan jalan yang gersang, tandus walaupun banyak pohon-pohon tapi semua itu kering. Terkadang mataku melihat ada bekas kebakaran terkadang masih ada pula api yang menyala membakar ilalang yang kering. Sungguh terasa badan seperti dibakar. Panasnya sinar matahari siang hari sudah dirasakan dan dinginnya udara malam telah saya rasakan di Gunung Liyo Kec. Salem Kab. Brebes. Tak hanya itu tapi dinginnya AC juga saya rasakan di Hotel Grand Pangestu di Jl. Raya Kosambi Karawang Timur. Nyamuk yang berhamburan pun tak luput jadi teman walaupun seringkali menggigit kulitku yang sedang merasakan hawa panas. Sungguh lengkap sehingga saya dan beberapa teman perempuan tidak bisa tidur karena harus berbagi dengan banyaknya pasukan nyamuk-nyamuk yang sedikit nakal.
            Selang 17 hari perjalanan akhirnya sampai juga di Masjid Manggala Wanabakti komplek Kementerian Kehutanan (2 malam tenang di rumah-Nya). Walaupun tak belajar dengan pejabat Kementerian Kehutanan akhirnya saya dan beberapa teman mencoba untuk belajar mandiri. Kami yang terlebih dahulu masuk ke bagian humas dimintai kartu pelajar padahal di antara kami tidak ada yang punya kartu pelajar. Pada akhirnya salah satu teman saya memberikan kartu pelajar MTs-nya. Namanya juga sedang ada di gedung yang berlapiskan banyak ruangan pastinya akses menuju ruangan yang ada di atasnya menggunakan media lift ataupun tangga. Lucunya ketika kami akan turun dari lantai 14 media tangga yang kami gunakan dikarenakan kami belum bisa menggunakan media lift. Orang yang mau sukses adalah orang yang mau untuk berusaha dan mencoba. Pada akhirnya kami mencoba untuk memencet-mencet tombol lift untuk bisa kami masuk dan turun kelantai dasar. Dari pengalaman ini, di Kementerian ataupun di hotel tempat kami menginap yaitu di House Of Arsonia Hotel Orchid kami sudah bisa menggunakan media lift.
            Semoga dengan adanya kegiatan Long March ini dapat menjadi inspirasi bagi orang lain dan pengalaman serta pembelajarannya dijadikan pengetahuan yang selalu disimpan dalam memori otak orang-orang yang melakukan. Tak lupa saya pribadi mengucapan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, dan semoga jaringan yang sudah ada tetap terikat dan tentunya lebih harmonis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar