Sabtu, 21 Desember 2013

GAMBARAN KECIL PENDIDIKAN KITA


GAMBARAN KECIL PENDIDIKAN KITA
oleh : casrono
Setiap perjalanan adalah kenangan, dan setiap langkah kami adalah pelajaran penting untuk langkah kami selanjutnya. Sepenggal kalimat inilah yang menjadi motivasi kami untuk terus melangkah mempelajari setiap sendi kehidupan. Satu kenangan sekaligus pembelajaran yang tidak pernah bisa saya lupakan ketika kami menginjak hari ke tiga, 07 Oktober 2013. Dihari etape ketiga ini tim inti sudah melangkah jauh dari start awal di Banyumas sudah memasuki kawasan kabupaten Brebes. Dietape ini kami beristirahat di kecamatan Salem yang tidak lain adalah kampung halaman saya sendiri,  kecamatan ini bisa disebut kecamatan terpencil karena letaknya berada di tengah-tengah hutan dan berbatasan langsung dengan kabupaten Kuningan Jawa Barat, Untuk Basecamp kami kali ini kami di fasilitasi oleh teman-teman dari paguyuban LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan). Kami bermalam di rumah ketua LMDH kecamatan Salem yang juga salah satu anggota Pemuda Pancasila PAC Salem sekaligus pendiri PKBM “Wong Alas”. Beliau akrab di sapa dengan nama Kang Rukat selain aktifis sosial beliau juga seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah dasar. Kedatangan kami disambut dengan hangat dan terasa begitu spesial oleh seluruh anggota keluarga.
Malam hari dirumah Kang Rukat kami di ajak untuk mengikuti sebuah perkumpulan sederhana yang di helat di pelataran rumah beliau, tidak di sangka ternyata perkumpulan tersebut di hadiri oleh berbagai orang penting dari organisasi dan instansi yang ada di kecamatan Salem. Beberapa orang yang hadir diperkumpulan tersebut di antaranya mewakili Pemuda Pancasila, LMDH, pegiat sosial, Perhutani, calon anggota DPRD, Pramuka, pengamat pendidikan, pengamat kebudayaan dan salah seorang nasabah BRI (Bank Rakyat Indonesia) yang bisa dibilang sukses ada sedikit cerita menarik tentang nasabah BRI ini, singkat cerita beliau bernama bapak Leman pemilik sebuah sorum motor di Desa Betarsari kecamatan Salem. Beliau sudah menjadi nasabah BRI sekitar kuranglebih tiga puluh tahun tutur beliau. Awal mula usaha beliu bermula dari usaha kecil sebagai pengepul barang bekas dengan modal awal meminjam bari BRI. Kemudian usaha beluai berkembang pesat dan berangsur naik tentunya setelah sebelumnya mengalami pasang surut sampai akhirnya beliau mendirikan sebuah sorum motor yang sekarang cukup terkenal dan berkembang pesat sorum tersebut diberi nama NIRWANA MOTOR. Tapi dibalik cerita suksesnya ada cerita lucu sekaligus prihatin mendengarnya,waktu kami bertanya“selama menjadi nasabah anda pernah mendapat apa dari BRI?”. Dengan tersenyum sambil tertawa kecil namun lantang beliau menjawab “boro-boro hadiah kaos atau tipi saja belum pernah dikasih…” ujar beliau sambil menunjuk atribut BRI yang kami kenakan.
Lepas dari cerita sukses dan lucu Bapak Leman kami kembali bercerita dan bertukar pikiran dengan orang-orang penting di kecamatan Salem yang hadir pada malamhari itu. Hasil dari kami bertukar pikiran dan sedikit banyak bercerita tentang kegiatan pembelajaran kami akhirnya diputuskan bahwa besok sebelum kami melanjukan perjalanan kami akan melakukan pembelajaran terlebih dahulu di kecamatan salem ini. Pembelajaran yang akan kami lakukan diantaranya meliputi pendidikan, kebudayaan, kehutanan dan keadaan perekonomian dan kelompok-kelompok ini akan di komandoi oleh anak-anak dari kecamatan salem termasuk saya sendiri.
Keesokan harinya setelah kami semua selesai sarapan pagi kira-kira pukul 08:00 setiap kelompok bersiap-siap untuk melakukan pembelajaran dengan ketuanya masing-masing yang sudah dibagi malam sebelumnya. Setiap ketua kelompok bertanggung jawab atas pembelajaran yang akan di lakukan dan kepada setiap anggota,untuk kelompok kebudayaan di ketuai oleh Primansyah, kehutanana oleh Arif, perekonomian oleh Windo dan penddidikan oleh saya sendiri. Untuk mempersingkat waktu setiap kelompok yang sudah siap langsung berangkat ke tempat tujuan degan anggotanya masing-masing yang berjumlah lima sampai enam orang.
Untuk kelompok yang saya komandannya langsung menuju ke kantot PPAI (Pengamat Pendidikan Agama Islam) kecamatan Salem yang kantornya bersebelahan dengan kantor KUA dan letakknya tidak jauh dari base camp kami. Namun sayang ketika kami sampai sekitar pukul 08:10 kantor yang kami tuju belum buka dan masih terlihat sepi tanpa pegawai, akhirnya kami memutuskan untuk bertanya kekantor KUA dan bertemu dengan kepala kantornya. Setelah kami mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan kami beliau menyarankan untuk datang lagi nanati karena pegawai kantor pengawas bisa saja datang siang nanti tutur beliau. Dengan sedikit rasa kecewa kamipun melangkahkan kaki kami kembali menuju tempat selanjutnya yaitu kantor UPTD (Unit Pendidikan Tingkat Daerah) kecamatan Salem.
Sesampainya kami di halaman kantor UPTD kami lansung disambut oleh seorang security yang ternyata paman saya sendiri beliau bernama Bapak Wajib. Tanpa banyak basa basi paman saya langsung menanyakan apa maksud dan tujuan kami datang ke kantor tersebut. setelah menceritakan maksud dan tujuan kami beliau langsung masuk kedalam kantor dan berbincang-bincang dengan beberapa pegawai di ruang sekertariat, tidak lama kemudian belaiu kembali menghampiri kami dan langsung membawa kami ke ruang tamu dan dipersilahkan duduk. Tidak lama kami menunggu sekitara beberapa menit kemudian dua orang staf kantor menghampiri kami dan duduk di depan kami. Mereka adalah Ibu Surwi sebagai KASUBAG Pendidikan dan Bapak Sutama sebagai DABIN II. Kemudian beluai bertanya tentang maksud dan tujuan kami datang kesana, kamipun menyampaikan bahwa maksud kami datang ke kantor tersebut untuk belajar tentang keadaan dan kondisi pendidikan yang ada di kecamatan Salem. Lama kami bebincang-bincang dan saling bertukar pikiran dan akhirnya kami mendapatkan beberapa data penting diantaranya jumlah sekolah formal tingkat dasar dan menengah yang berjumlah 49 untuk tingkat dasar dengan jumlah siswa 5.559 dan tingkat menegah 10 sekolah dengan siswa 2. 275.
Tapi kami dikagetkan dengan jumalah buta aksara yang terdata di kantor UPTD ini hampir mencapai seribu dengan jumlah peserta didik KF (keaksaraan Fungsional) hanya berjumlah kurang lebih empat ratus orang. Para peserta didik ini di”naungi oleh beberapa PKBM diantaranya PKBM “wong alas”, PKBM “lestari alam”, PKBM “setia asih” dan PKBM “metafora”. Selain angka buta kasara di beberapa PKBM ini juga menangani kejar paket baik paket A, B, maupun C. Beberapa data yang angka peserta didik paket yang banyak diantaranya:
Kejar Paket
Desa/ penyuplai tebesar
A
Desa Gunung Sugih dan Desa Citimbang
B
Desa Banjaran dan Desa Salem
C
Desa Gunug Larang, Desa Gunung Suguh dan Desa Banjaran
Hasil data ini diambil dari hasil data tahun 2012, dijelaskan bahwa kebanyakan dari para peserta didik kejar paket ini tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi secara formal dikarenakan faktor ekonomi atau pembiayaan. Hal ini diperkuat dengan hasil data peserta didik penerima BSM (bantuan siswa miskin) di tahun 2012 sebanyak 60 % siswa dan ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang dan faktor terbesar diakibatkan oleh kesenjangan sosial atau masalah perekonomian. Selain itu data lain yang kami peroleh adalah data PAUD dan TK yang ada di kecamatan Salem, jumlah PAUD ada 25 dan TK sebanyak 27 namun sayangnya kebanyakan dari sekolah untuk anak-anak balita ini masih dikendalai oleh kurangnya sarana berupa gedung dan alat permainan edukatif sebagai media pembelajaran.
Setelah lama berbincang dan mendapatkan banyak informasi dari kedua orang penting di kantor UPTD ini kamipun berpamitan pulang karena sudah merasa cukup dengan informasi yang kami peroleh setelah sebelumnya berfoto bersama di depan gedung. Langkah kami dilanjutkan kembali ketempat semual kami melangkahkan kaki yaitu kantor PPAI, namun sayang seribu sayang kantor itu belum juga buka padahal waktu sudah menujukan pukul 11:00. Akhirnya kami kembali menanyakan kembali ke kantor KUA dan kepala kantor mengatakan bahwa para pegawai kantor pengawas kepalanya sedang sakit dan wakilnya sedang melayat kerumah saudaranya yang meninggal dan kemungkinana kantor tidak akan buka hari ini jelasnya. Karena kami merasa memerlukan beberapa data akhirnya kepala kantor KUA memerintahkan salah satu stafnya untuk membukakan pintu kantor PPAI dan mempersilahkan kami masuk untuk melihat-lihat isi kantor. Namun karena staf yang mendampingi kami tidak tahu menahu soal informasi atau data yang akami perlukan karena beliau tidak bekerja di kantor itu akhirnya kami hanya mencatat beberapa hal yang terpampang di dinding kantor. Beberapa data yang kami peroleh diantaranya:
Nama
Jumlah
Siswa
RA
4

MI
4
452
MTs
3
979
Menurut keterangan yang kami ketahui dari sataf UPTD yang sebelumnya kami temuai kebanyakan madrasah yang ada di kecamatan Salem berbentuk swasta. Kami harus puas dengan data yang kami peroleh meski hanya dari tulisan-tulisan yang ada di tembok. Setelah kami mencatata beberapa hal kamipun berpamitan dengan kepala kantor KUA dan berfoto bersama dengan beberapa staf kantor.
Sebelumnya sudah saya tuluskan bahwa pendidikan di Negara kita ternyata masih jauh dari taraf baik. Selain itu hal yang paling besar berpengaruh dalam peningkatan taraf pendidikan adalah perekonomian atau kesenjangan sosial. Hal termudah yang paling mudah bisa kita lakuakan adalah dengan meningkatkan taraf pendidikan diri kita sendiri kemudian tularkan firus gemar berpendidikan disetiap sendi kehidupan sekitar kita. Sehingga beberapa tahun kedepan akan terwujudkan pendidikan yang lebih tinggi dan juga menuju meningkatnya taraf kesenjangan sosial di masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar