oleh : casrono
Setiap perjalanan adalah kenangan,
dan setiap langkah kami adalah pelajaran penting untuk langkah kami
selanjutnya. Sepenggal kalimat inilah yang menjadi motivasi kami untuk terus
melangkah mempelajari setiap sendi kehidupan. Satu kenangan sekaligus
pembelajaran yang tidak pernah bisa saya lupakan ketika kami menginjak hari ke
tiga, 07 Oktober 2013. Dihari etape ketiga ini tim inti sudah melangkah jauh
dari start awal di Banyumas sudah memasuki kawasan kabupaten Brebes. Dietape
ini kami beristirahat di kecamatan Salem yang tidak lain adalah kampung halaman
saya sendiri, kecamatan ini bisa disebut
kecamatan terpencil karena letaknya berada di tengah-tengah hutan dan
berbatasan langsung dengan kabupaten Kuningan Jawa Barat, Untuk Basecamp kami
kali ini kami di fasilitasi oleh teman-teman dari paguyuban LMDH (Lembaga
Masyarakat Desa Hutan). Kami bermalam di rumah ketua LMDH kecamatan Salem yang
juga salah satu anggota Pemuda Pancasila PAC Salem sekaligus pendiri PKBM “Wong
Alas”. Beliau akrab di sapa dengan nama Kang Rukat selain aktifis sosial beliau
juga seorang tenaga pendidik di salah satu sekolah dasar. Kedatangan kami
disambut dengan hangat dan terasa begitu spesial oleh seluruh anggota keluarga.
Malam hari dirumah Kang Rukat
kami di ajak untuk mengikuti sebuah perkumpulan sederhana yang di helat di
pelataran rumah beliau, tidak di sangka ternyata perkumpulan tersebut di hadiri
oleh berbagai orang penting dari organisasi dan instansi yang ada di kecamatan
Salem. Beberapa orang yang hadir diperkumpulan tersebut di antaranya mewakili
Pemuda Pancasila, LMDH, pegiat sosial, Perhutani, calon anggota DPRD, Pramuka,
pengamat pendidikan, pengamat kebudayaan dan salah seorang nasabah BRI (Bank
Rakyat Indonesia) yang bisa dibilang sukses ada sedikit cerita menarik tentang
nasabah BRI ini, singkat cerita beliau bernama bapak Leman pemilik sebuah sorum
motor di Desa Betarsari kecamatan Salem. Beliau sudah menjadi nasabah BRI
sekitar kuranglebih tiga puluh tahun tutur beliau. Awal mula usaha beliu
bermula dari usaha kecil sebagai pengepul barang bekas dengan modal awal
meminjam bari BRI. Kemudian usaha beluai berkembang pesat dan berangsur naik
tentunya setelah sebelumnya mengalami pasang surut sampai akhirnya beliau
mendirikan sebuah sorum motor yang sekarang cukup terkenal dan berkembang pesat
sorum tersebut diberi nama NIRWANA MOTOR. Tapi dibalik cerita suksesnya ada
cerita lucu sekaligus prihatin mendengarnya,waktu kami bertanya“selama menjadi
nasabah anda pernah mendapat apa dari BRI?”. Dengan tersenyum sambil tertawa
kecil namun lantang beliau menjawab “boro-boro hadiah kaos atau tipi saja belum
pernah dikasih…” ujar beliau sambil menunjuk atribut BRI yang kami kenakan.
Lepas dari cerita sukses dan lucu
Bapak Leman kami kembali bercerita dan bertukar pikiran dengan orang-orang
penting di kecamatan Salem yang hadir pada malamhari itu. Hasil dari kami
bertukar pikiran dan sedikit banyak bercerita tentang kegiatan pembelajaran
kami akhirnya diputuskan bahwa besok sebelum kami melanjukan perjalanan kami
akan melakukan pembelajaran terlebih dahulu di kecamatan salem ini.
Pembelajaran yang akan kami lakukan diantaranya meliputi pendidikan,
kebudayaan, kehutanan dan keadaan perekonomian dan kelompok-kelompok ini akan
di komandoi oleh anak-anak dari kecamatan salem termasuk saya sendiri.
Keesokan harinya setelah kami
semua selesai sarapan pagi kira-kira pukul 08:00 setiap kelompok bersiap-siap
untuk melakukan pembelajaran dengan ketuanya masing-masing yang sudah dibagi
malam sebelumnya. Setiap ketua kelompok bertanggung jawab atas pembelajaran
yang akan di lakukan dan kepada setiap anggota,untuk kelompok kebudayaan di
ketuai oleh Primansyah, kehutanana oleh Arif, perekonomian oleh Windo dan
penddidikan oleh saya sendiri. Untuk mempersingkat waktu setiap kelompok yang
sudah siap langsung berangkat ke tempat tujuan degan anggotanya masing-masing yang
berjumlah lima sampai enam orang.
Untuk kelompok yang saya
komandannya langsung menuju ke kantot PPAI (Pengamat Pendidikan Agama Islam)
kecamatan Salem yang kantornya bersebelahan dengan kantor KUA dan letakknya
tidak jauh dari base camp kami. Namun sayang ketika kami sampai sekitar pukul
08:10 kantor yang kami tuju belum buka dan masih terlihat sepi tanpa pegawai,
akhirnya kami memutuskan untuk bertanya kekantor KUA dan bertemu dengan kepala
kantornya. Setelah kami mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan kami beliau
menyarankan untuk datang lagi nanati karena pegawai kantor pengawas bisa saja
datang siang nanti tutur beliau. Dengan sedikit rasa kecewa kamipun
melangkahkan kaki kami kembali menuju tempat selanjutnya yaitu kantor UPTD
(Unit Pendidikan Tingkat Daerah) kecamatan Salem.
Sesampainya kami di halaman
kantor UPTD kami lansung disambut oleh seorang security yang ternyata paman
saya sendiri beliau bernama Bapak Wajib. Tanpa banyak basa basi paman saya
langsung menanyakan apa maksud dan tujuan kami datang ke kantor tersebut.
setelah menceritakan maksud dan tujuan kami beliau langsung masuk kedalam
kantor dan berbincang-bincang dengan beberapa pegawai di ruang sekertariat,
tidak lama kemudian belaiu kembali menghampiri kami dan langsung membawa kami
ke ruang tamu dan dipersilahkan duduk. Tidak lama kami menunggu sekitara beberapa
menit kemudian dua orang staf kantor menghampiri kami dan duduk di depan kami.
Mereka adalah Ibu Surwi sebagai KASUBAG Pendidikan dan Bapak Sutama sebagai
DABIN II. Kemudian beluai bertanya tentang maksud dan tujuan kami datang
kesana, kamipun menyampaikan bahwa maksud kami datang ke kantor tersebut untuk
belajar tentang keadaan dan kondisi pendidikan yang ada di kecamatan Salem.
Lama kami bebincang-bincang dan saling bertukar pikiran dan akhirnya kami
mendapatkan beberapa data penting diantaranya jumlah sekolah formal tingkat
dasar dan menengah yang berjumlah 49 untuk tingkat dasar dengan jumlah siswa
5.559 dan tingkat menegah 10 sekolah dengan siswa 2. 275.
Tapi kami dikagetkan dengan
jumalah buta aksara yang terdata di kantor UPTD ini hampir mencapai seribu
dengan jumlah peserta didik KF (keaksaraan Fungsional) hanya berjumlah kurang
lebih empat ratus orang. Para peserta didik ini di”naungi oleh beberapa PKBM
diantaranya PKBM “wong alas”, PKBM “lestari alam”, PKBM “setia asih” dan PKBM
“metafora”. Selain angka buta kasara di beberapa PKBM ini juga menangani kejar
paket baik paket A, B, maupun C. Beberapa data yang angka peserta didik paket
yang banyak diantaranya:
Kejar Paket
|
Desa/ penyuplai tebesar
|
A
|
Desa Gunung Sugih dan Desa
Citimbang
|
B
|
Desa Banjaran dan Desa Salem
|
C
|
Desa Gunug Larang, Desa Gunung
Suguh dan Desa Banjaran
|
Hasil data ini diambil dari hasil
data tahun 2012, dijelaskan bahwa kebanyakan dari para peserta didik kejar
paket ini tidak melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi secara formal
dikarenakan faktor ekonomi atau pembiayaan. Hal ini diperkuat dengan hasil data
peserta didik penerima BSM (bantuan siswa miskin) di tahun 2012 sebanyak 60 %
siswa dan ini menunjukan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih kurang
dan faktor terbesar diakibatkan oleh kesenjangan sosial atau masalah
perekonomian. Selain itu data lain yang kami peroleh adalah data PAUD dan TK
yang ada di kecamatan Salem, jumlah PAUD ada 25 dan TK sebanyak 27 namun
sayangnya kebanyakan dari sekolah untuk anak-anak balita ini masih dikendalai
oleh kurangnya sarana berupa gedung dan alat permainan edukatif sebagai media
pembelajaran.
Setelah lama berbincang dan
mendapatkan banyak informasi dari kedua orang penting di kantor UPTD ini
kamipun berpamitan pulang karena sudah merasa cukup dengan informasi yang kami
peroleh setelah sebelumnya berfoto bersama di depan gedung. Langkah kami
dilanjutkan kembali ketempat semual kami melangkahkan kaki yaitu kantor PPAI,
namun sayang seribu sayang kantor itu belum juga buka padahal waktu sudah
menujukan pukul 11:00. Akhirnya kami kembali menanyakan kembali ke kantor KUA
dan kepala kantor mengatakan bahwa para pegawai kantor pengawas kepalanya
sedang sakit dan wakilnya sedang melayat kerumah saudaranya yang meninggal dan
kemungkinana kantor tidak akan buka hari ini jelasnya. Karena kami merasa
memerlukan beberapa data akhirnya kepala kantor KUA memerintahkan salah satu
stafnya untuk membukakan pintu kantor PPAI dan mempersilahkan kami masuk untuk
melihat-lihat isi kantor. Namun karena staf yang mendampingi kami tidak tahu
menahu soal informasi atau data yang akami perlukan karena beliau tidak bekerja
di kantor itu akhirnya kami hanya mencatat beberapa hal yang terpampang di dinding
kantor. Beberapa data yang kami peroleh diantaranya:
Nama
|
Jumlah
|
Siswa
|
RA
|
4
|
|
MI
|
4
|
452
|
MTs
|
3
|
979
|
Menurut keterangan yang kami
ketahui dari sataf UPTD yang sebelumnya kami temuai kebanyakan madrasah yang
ada di kecamatan Salem berbentuk swasta. Kami harus puas dengan data yang kami
peroleh meski hanya dari tulisan-tulisan yang ada di tembok. Setelah kami
mencatata beberapa hal kamipun berpamitan dengan kepala kantor KUA dan berfoto
bersama dengan beberapa staf kantor.
Sebelumnya sudah saya tuluskan
bahwa pendidikan di Negara kita ternyata masih jauh dari taraf baik. Selain itu
hal yang paling besar berpengaruh dalam peningkatan taraf pendidikan adalah
perekonomian atau kesenjangan sosial. Hal termudah yang paling mudah bisa kita
lakuakan adalah dengan meningkatkan taraf pendidikan diri kita sendiri kemudian
tularkan firus gemar berpendidikan disetiap sendi kehidupan sekitar kita.
Sehingga beberapa tahun kedepan akan terwujudkan pendidikan yang lebih tinggi
dan juga menuju meningkatnya taraf kesenjangan sosial di masyarakat sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar