1000 Tantangan Menuju Gemilang
oleh : utfi utami
MLAKU, atau yang lebih kita tau
dengan sebutan jalan kaki. Sepertinya orang akan lebih memilih mengendarai
motor ataupun mobil untuk bepergian. Apalagi pada usia remaja kebanyakan mereka
gengsi jika
harus berjalan kaki. Selepas dari itu, Pendidikan Layanan Khusus Menengah
Boarding School "Mbangun Desa" membuat sejarah yang luar biasa,
LONGMARCH ±360 km Purwokerto-Jakarta. Pertama kali mendengar akan dilakukannya
Longmarch ini, aku dan teman-teman tidak merasa ragu ataupun mengeluh, semua
mengatakan “SIAP!”.
Pada
tanggal 5 Oktober 2013 di Pendopo Sipanji Purwokerto kami start dengan dilepas
oleh Bupati Banyumas Ir.H. Ahmad Husein serta didampingi oleh Bu Lisco (CSR BRI
Pusat) dan pak Suderajat (Dirut BRI Cabang Pwt) . Petualangan sudah dimulai.
Tapak demi
tapak kami jalani melukiskan jejak 20 tim inti di sepanjang jalan yang terlewati.
Segala rasa dan asa kami Hadapi, Hayati dan Nikmati. Aku yang merasa fisikku
telah lemah terus ku jalani semua. mulai dari kesleo pada hari pertama
berangkat membuat aku harus naik mobil bersama Bung Yuda (DAN KOTI Pemuda
Pancasila Banyumas) yang ikut mengantar pada hari pertama. Rasa sakit mulai
bertambah ketika muncul 4 bentolan berair di telapak kakiku. Aku mencoba terus
berjalan dan semangat teman-teman membuatku tergugah dan lupa dengan rasa sakit
itu. Nyanyian demi nyanyian kita dendangkan di sepanjang perjalanan diiringi
pemandangan alam dan lingkungan sekitar. Ketika aku sudah merasa lemah,
waktunya cadangan keluar dari mobil dan masuklah aku, begitu pula dengan yang
lain terus bergantian.
Ketika
sampai di tempat istirahat yang ke-3, 7 Oktober 2013 tepatnya di rumah pak
Rukat, pak Koti(Komando Inti) Irun
berkata “ sini bentolnya tek sudat”, aku sempat takut dengan rasa sakit tapi
demi kesembuhan aku berkenan disudat dengan jarum. Bentolan baru sembuh
beberapa hari kemudian kakiku tiba-tiba bengkak, mungkin itu bekas kesleo
beberapa kali. Memang perjalanan ini penuh dengan tantangan, begitu pula dengan
teman-temanku bahkan ada yang sampai pingsan dan menangis. Begitu juga
denganku, waktu di penginapan ke-4, 8 Oktober 2013 tepatnya di Gunung Lio kami
mendirikan tenda di tengah-tengah hutan. Waktu maghrib tiba dalam keadaan gelap
gulita kami bersama-sama mencari tempat sumber air untuk berwudhu, setelahnya
kita bergantian sholat di sebuah mushola kecil. Ketika itu aku tengah menjadi
imam sholat temanku Devi, dirakaat kedua dalam bacaan Al Fatihah aku merasa tak
karuan dan akhirnya “Gabruk”, aku pingsan dan tak tau lagi.
Petualang terus berlanjut.
Benar-benar tantangan yang luar biasa ketika kami melewati jalur Indramayu,
terbentang disana fatamorgana melambai-lambai menyapa kami disepanjang jalan
sekitar 23 km. Tak hanya itu, dijalur ini kami berusaha terus berjalan dengan
dikelilingi tanah kering, hutan terbakar dan pepohonan yang tak rimbun lagi
membuat kami harus berteman dengan panasnya lingkungan dan matahari siang itu.
Luka sudah
sembuh, aku siap berjuang lebih maksimal lagi. Memang kami tidak sekedar
berjalan. Di sepanjang perjalanan ada alam membentang, ada masyarakat dan ada
lingkungan yang menjadi teman belajar. Selain itu, belajar tentang perbankan
khususnya BRI sebagai sponsor kegiatan Longmarch ini. Ada juga belajar tentang
kehutanan dan pegelolaannya bersama orang-orang yang menangani langsung, karena
dibeberapa tempat yang kami singgahi kebetulan dari perum perhutani. Yang lebih
lagi, baru tanggal 22 September kita dilantik sebagai SAPMA Pemuda Pancasila
Komisariat Boarding School "Mbangun Desa" kita sudah menjalin
kedekatan tali persaudaraan dengan SAPMA ataupun Pemuda Pancasila yang kita
singgahi.
Ya...suka
duka dan lika liku perjalanan kita lewati. Mulai dari tidur di lantai karpet,
di kasur, di tenda bahkan di hotel kita rasakan semuanya begitu indah. Setiap
kita memiliki judul yang berbeda ketika mengungkapkan dan menceritakan semua
hal selama Longmarch.
Pada
akhirnya tanggal 21 Oktober 2013 kita finish di Gedung Manggala Wanabakti
(Kementerian Kehutanan). Dua hari kemudian teman-teman dari Purwokerto dan Mts
PAKIS menyusul dengan bis. Kita semua menginap di hotel Arsonia selama 6 hari
yang difasilitasi oleh BRI Pusat. Terima kasih BRI.
Puncaknya pada tanggal 28 Oktober 2013 pukul 10.00 Wib
kita mulai berjalan kembali dari Monumen Nasional (Monas) menuju Istana Negara.
Walaupun kita tidak bertemu pak presiden SBY, Ikrar Kebangkitan Anak-Anak Desa
Indonesia tetap kita gelorakan di seberang jalan istana negara.
Memang
terkadang apa yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tidak
bertemu pak presiden, kita malah memiliki kesempatan yang begitu berkesan.
Setelah menuju istana kami menghadiri puncak acara nasional Dirgahayu Pemuda
Pancasila yang ke 54, puncak acara dimulai pukul 19.00 wib 28 Oktober 2013 setelah
sebelumnya kita juga menghadiri perayaan yang pertama 27 Oktober 2013. Kita disambut
dengan sangat baik. Bahkan selesai acara sebelum kami pulang kami di anugerahi
piagam penghargaan oleh SAPMA Pusat ka Yedidiah Soerjosoemarno selaku ketua
umum.
Menjadi kebanggaan tersendiri untuk
kita semua. banyak orang terkesan dan kagum dengan apa yang telah kita lakukan.
Semoga menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk melakukan hal yang dianggap
gila padahal itu adalah suatu karya yang luar biasa. Selamat berkarya.
SALAM ANAK DESA !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar