Sabtu, 21 Desember 2013

Tak Sekedar Jalan Kaki Purwokerto-Jakarta



Tak Sekedar Jalan Kaki Purwokerto-Jakarta
oleh : fendry nur awenk
Jalan kaki merupakan hal yang biasa bagi setiap orang. Akan tetapi jalan kaki dengan jarak tempuh kurang lebih 400 Kilometer yang dilakukan oleh anak usia SMA merupakan suatu hal yang sangat luar biasa. Bahkan banyak orang mengatakan bahwa ini suatu kegiatan yang gila. Karena orang dewasa pun belum tentu bisa melakukannya. Namun bagi kami para peserta didik PLK Menengah Boarding School “Mbangun Desa” tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita yakin dan bertekad bulat untuk berusaha melakukannya.
Pada tanggal 05 Oktober 2013, tepatnya hari sabtu 20 anak peserta didik PLK Menengeh Boarding School "Mbangun Desa" memulai kegiatan Long March Purwokerto-Jakarta dengan membawa misi besar. Salah satu misi tersebut yaitu ingin mengikrarkan sumpah kebangkitan anak-anak desa. Dengan penuh rasa semangat kami memulai perjalanan ini dari pendopo Kabupaten Banyumas dan dilepas secara resmi oleh  Bupati Banyumas, Ir.H. Ahmad Husen.
Sekitar pukul 09.00 kami memulai perjalanan dengan membawa bendera Merah Putih dan bendera Pemuda Pancasila. Dengan rasa gembira sambil menyanyikan lagu-lagu Nasional serta Mars pemuda pancasila. Disetiap perjalanan kami dikawal oleh teman-teman dari PEMUDA PANCASILA dan PERUM Perhutani.
Langkah demi langkah kami tempuh perjalanan ini meskipun hari terasa panas dan kendaraan yang lalulalang disekitar jalan raya. Berbagai cara kami lakukan untuk menjaga kekompakan dan semangat teman-teman. Dengan yel-yel tepuk semangat, nyanyian, salam anak Desa dan Pancasila. Bahkan terkadang kami berlari supaya kami tidak terfokus pada keadaan yang lelah. Hingga akhirnya tepat pukul 17.30  kami cukupkan perjalanan hari pertama di MI Ma’arif  Kranggan. Meski perjalanan hari pertama dicukupkan, namun bukan berarti kami langsung istirahat dan tidur. Karena setiap malam sebelum tidur, kami harus evaluasi kegiatan yang telah dilalui dan juga mempersiapkan segala kebutuhan untuk hari esok. Sangat takjub, ketika dalam evaluasi malam itu Kang Adib mengatakan bahwa perjalanan hari pertama menempuh jarak sekitar 25 KM. Kami semakin termotivasi dan semangat untuk melanjutkan perjalanan dihari esok.
Pukul 04.30 kami semua bangun tidur untuk Sholat Subuh dan prepare. Dilanjutkan dengan pengarahan dari KOTI (Komando Inti) Pemuda Pancasila kemudian melakukan pemanasan supaya otot-otot terasa lemas. Tepat pukul 07.20 kami melakukan perjalanan setelah sarapan pagi. Meski kaki terasa sangat sakit dan jari kaki melepuh karena memakai sepatu yang kekecilan, namun hal tersebut tak menjadi alasan bagi kami untuk berhenti melangkah. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk memakai sandal bandol hasil produksi kami sendiri.
Jika boleh dikatakan, fisik kami terasa lelah namun semangat kami takkan pernah menyerah. Karena “Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang”. Dan tak hanya asal jalan kaki, disisi lain kami juga tidak meninggalkan kewajiban sebagai peserta didik yang harus belajar dan terus belajar. Ketika kami istirahat maupun ketika di tempat menginap kami pasti belajar dengan apapun dan siapapun yang ada di tempat tersebut. Sebagai contoh ketika berjalan dan menemui kantor BRI kami belajar bersama kepala/karyawan BRI, ketika di Desa kami belajar tentang potensi dan adat istiadat di Desa tersebut, ketika menginap di kantor perhutani kami belajar tentang keadaan hutan dan bagaimana cara pengelolaanya. Dan masih banyak lagi pembelajaran-pembelajaran yang kami dapatkan sewaktu perjalanan.
Tak hanya pembelajaran yang kami dapatkan, namun ternyata banyak kerabat/saudara yang kami dapatkan layaknya saudara sendiri. Ketika kami berkunjung ke kantor-kantor BRI, sekretariat Pemuda Pancasila dan juga kantor Perhutani kami selalu disambut meriah, mereka sangat mensupport kegiatan kami dan juga memberikan motivasi-motivasi supaya tetap semangat. Bahkan sampai mengijinkan kami untuk bermalam ditempat tersebut. Sungguh terasa bahagia, meski baru pertama kali bertemu namun hubungan kekerabatan kita seperti saudara sendiri yang lama tak jumpa.
Berhari-hari perjalanan kami lalui dengan penuh perjuangan dan dengan berbagai pengalaman yang sangat beragam, akhirnya longmarch Purwokerto-Jakarta kami tempuh selama 17 hari. Sangat gembira perasaan kami karena target awal yaitu diperkirakan 19 hari. Sesampai di Jakarta, malam pertama kami bermalam di masjid Nurul Ajam sekitar kantor Manggala Wana Bakti.
Sebelum tanggal 28 Oktober, kami belajar bersama para pejabat di Jakarta. Seperti di kantor BRI Pusat, Kementrian Agama, Kemendikbud, belajar dengan teman-teman dari HUMA, belajar di UI, jalan-jalan ke Monas dan juga ikut serta memperingati hari ulang tahun Pemuda Pancasila yang ke 54 di PRJ (Pekan Raya Jakarta). Selain itu, kami juga difasilitasi oleh BRI Pusat untuk menginap di hotel Arsonia selama 6 hari. Sungguh pengalaman yang sangat berharga kami seorang peserta didik bisa mendapatkan pengalaman yang tak semua orang bisa melakukannya.
Tanggal 28 oktober, inilah hari yang kita tunggu-tunggu karena hari itu kami memperingati hari Sumpah Pemuda sekaligus mengikrarkan Sumpah Kebangkitan Anak-Anak Desa Indonesia dihadapan pak Presiden. Sungguh terharu kami rasakan dengan penuh harapan.
Namun apa daya, ternyata setelah kami melakukan perjalanan menuju Istana Negara kami belum bisa bertemu dengan Pak SBY. Rasa kecewa pasti ada, namun kami tetap bertekad mengikrarkan sumpah tersebut di seberang jalan Istana Negara dan sejenak mengheningkan cipta untuk memperingati hari sumpah pemuda meski hanya ada penjual asongan yang ada di hadapan kita. Selepas itu kami jalan-jalan sebentar ke Monas dan perjalanan dilanjutkan ke PRJ untuk memperingati ulang tahun Pemuda Pancasila. Rasa kecewa pun semuanya sirna, karena didalam acara tersebut kami bisa bertemu dengan para Pemuda Pancasila diseluruh Indonesia.  Selain itu kami juga mendapatkan piagam serta kaos SAPMA dari pengurus SAPMA pusat. Selesai acara tersebut kami langsung pulang ke Baturraden dengan naik bus. Long March dan kegiatan di Jakarta telah usai, namun bukan berarti kami pulang untuk santai-santai karena telah melakukan berbagai kegiatan disana. Justru inilah saatnya kami harus berpikir dan berkegiatan untuk menindaklanjuti pembelajaran-pembelajaran yang telah didapat disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar