Sabtu, 21 Desember 2013

Hutan negara yang penuh koflik



Hutan negara yang penuh koflik
oleh : window agustiar

Pada dasarnya semua orang ingin mempunyai tanah yang luas untuk bisa di Tanami padi atau pepohonan sehingga bisa mencukupi atau mmenuhi kebutuhan ekonominya masing – masing. Hal ini saya jumpai di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat dimana perum perhutani dengan masyarakat konflik memperebutkan tanah hutan Negara yang di kelola perum perhutani tersebut. Disitu masyarakat sedikit – demi sedikit menguasai tanah hutan Negara yang di kelola perum perhutani untuk di jadikan lahan tanaman buah – buahan atau di tanami pepohonan bahkan ada juga yang masyarakat jual. konflik ini sebenrnya sudah cukup lama bahkan hampir bertahun – tahun konflik ini berlangsung dan sampai saat ini konflik tersebut belum juga selesai. Lantas semua ini siapa yang harus sadar ? manakah yang benar antara masyarakat dan perum perhutani ?
            Setelah saya mewawancarai salah satu karyawan perum perhutani di BKPH SANCA beliau bernama pak Nandang, terkait tentang permasalahan itu beliau menjawab “ sebenarnya kita dari perum perhutani sendiri sudah ada program PHBM yaitu (pengelolaan hutan bersama masyarakat). Tetapi dasar masyarakatnya sendiri yang tidak mau diajak kerja sama. Nah, menurut pandangan saya sendiri khususnya terkait masalah tersebut untuk mengelola hutan itu di butuhkan adanya kerjasama antara perum perhutani dengan masyarakat kalau kedua pihak ini saling bekerjasama maka hutan ini akan subur dan makmur. Tetapi jika konflik ini akan terus terusan berlangsung maka tidak akan lama lagi dunia kiamat. Kiamat dalam artian semakin mengurangnya hutan maka semakin banyak bencana juga yang akan terjadi. Contoh, kekeringan, banjir, semakin berkurangnya oksigen, dll. Jadi mari kita semua sadar jagalah hutan kita ini supaya tetap lestari karena hutan ini sebenarnya banyak sekali manfaatnya untuk kehidupan kita. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, kalau segala sesuatu kita lakukan secara bersama – sama pasti bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar